Proses
- Vines Hersella
- Apr 19, 2021
- 2 min read
Proses healing itu bener-bener nggak bisa diukur banget sebenernya. Di suatu waktu gue bisa baik-baik aja dan merasa positif semua akan lebih baik. Di suatu waktu lainnya tiba-tiba gue merasa nggak bisa tanpa Aa dan nangis lagi, sedih lagi.
Semua terjadi sangat cepat dan berganti-gantian dalam waktu yang nggak diduga. Jadi gue mikir, gue ini udah move on belum? Udah rela belum? Berapa lama yang gue butuhkan untuk semuanya normal kembali kalau kehadiran Aa merupakan faktor utama yang membuat hidup gue normal?
Buktinya pas tahun 2018 kemarin 3 bulan lost contact, gue nggak berharap apa-apa sama sekali, gue menjalani hidup dengan kondisi hati yang susah payah, gue berdoa semoga ditunjukkan sosok laki-laki yang bisa nemenin gue seterusnya. Eh yang datang dan yang gue terima Aa lagi. Makannya gue sampe sekarang pun mikirnya Aa adalah jawaban dari doa-doa gue.
Tapi kok malah tetep nggak bisa? Demi apapun saat ditinggal untuk kedua kalinya gue merasa diprank sama takdir dan kehidupan wkwk
Terus pagi ini gue bangun dan tersadar, ya Tuhan hidup gue kok sepi banget, sesepi itu. Triggernya karena ngeliat post IG Story salah satu temen gue yang bisa main sama temen-temennya, padahal cuma main ke Lembang wkwkwk
Selain nggak ada Aa, gue merasa temen-temen gue juga semakin sedikit. Selain makin sedikit, mereka rata-rata juga udah punya pasangan. Dan di antara semua selain-selain itu, gue sadar, Aa adalah sosok teman, sahabat, pasangan dan tempat gue bergantung selama 24 jam. Beda, rasanya beda antara sama teman dan sahabat dengan Aa. Gue pun nggak pernah kepikiran ini saat Aa masih di samping gue, karena dia berperan banyak dalam menjadi beberapa sosok di hidup gue.
Sekarang gue merasa kehilangan semua sosok itu dan kehilangan suatu motivasi yang membuat hidup gue lebih berarti. Hidup gue monoton banget sekarang, menjalani aktivitas sehari-hari tapi lebih kaya robot dan nggak... hidup.
Nggak tau sih, gue juga udah memikirkan beberapa cara seperti mengubah kebiasaan gue dan lebih membuat jadwal di dalam hidup gue supaya lebih full dengan aktivitas positif. Jadi hidup gue lebih bermakna. Tapi entah, otak sama hati gue pengennya gue di kasur aja seharian, nggak ngapa-ngapain, diem, bengong. Antara males sama depresi nggak tau mana yang dominan hahaha
Temen cerita gue tiap hari tentang Aa cuma Opi. Dari galau mau ngechat apa nggak, kalau iya kata-kata chatnya gimana, sampe cerita tentang hidup yang monoton pun ke Opi wkwk
Yaudah lah mau gimana lagi selain dijalani kan. Namanya proses. Semoga semakin lama jadi lebih baik. Nggak deng, semoga gue bisa menerima dan hidup berdampingan dengan rasa sakitnya.
Comentários