Beliau
- Vines Hersella
- Sep 2, 2018
- 1 min read
"Ma, aku minta maaf, aku selama ini bohong sama mama kalau aku udah putus dari lama. Aku baru bener-bener putus kemarin. Hampura ya, Ma."
"Mama juga... minta maaf sama Ines. Maaf ya Nes, udah ngehalang-halangin kamu sama dia. Udah ngelarang hubungan kalian. Tapi kan Ines juga tau nggak bisanya karena apa."
Cinta beda agama memang selalu sulit dan meninggalkan luka dalam bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ini bukan hanya cerita tentang dua orang yang menjalin hubungan asmara, ini tentang semua orang yang terlibat karena peduli terhadap hubungan tersebut.
Rupanya bukan hanya aku yang terluka, beliau juga sama terlukanya.
Rupanya yang terpenting bagi beliau adalah kebahagiaanku, sampai-sampai beliau lupa untuk marah padahal beliau telah dibohongi.
Rupanya rasa bersalah menyergap hati beliau karena tidak bisa merestui hubungan yang memang terlalu dipaksakan ini. Beliau tidak salah, tapi tetap merasa bersalah.
Padahal beliau juga pasti merasa sakit hati karena aku telah membohonginya selama satu tahun. Namun rupanya rasa sakit hati karena dibohongi kalah oleh sakit hati tidak bisa membiarkan anaknya bahagia.
Dan aku menulis ini dengan air mata.
Comments